28,5 juta kepala keluarga curi listrik subsidi

Pekerja memperbaiki jaringan listrik yang kelebihan beban di kawasan pemukiman di jalan Diponegoro, Batu, Jawa Timur, Selasa (8/9). Perbaikan jaringan dilakukan dengan menambah jalur listrik baru untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga meningkat di kawasan tersebut.
Pekerja memperbaiki jaringan listrik yang kelebihan beban di kawasan pemukiman di jalan Diponegoro, Batu, Jawa Timur, Selasa (8/9). Perbaikan jaringan dilakukan dengan menambah jalur listrik baru untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga meningkat di kawasan tersebut.

PT PLN (Persero) menemukan indikasi masyarakat ekonomi menengah ke atas yang masih memanfaatkan listrik bersubsidi dengan memasang listrik golongan rendah yang diperuntukkan masyarakat miskin.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, saat ini ada ketidaktepatan penggunaan listrik bersubsidi dengan daya 450 dan 900 voltampere (VA).

Berdasarkan data pemerintah, saat ini hanya ada 15,5 juta kepala keluarga miskin, tetapi pengguna listrik subsidi ada 44 juta kepala keluarga (KK).

"Nah, memang kan faktanya sekarang ini ada ketidaktepatan pemberian subsidi. Kalau kita bicara masyarakat miskin 15,5 juta, pra miskin 24-25 juta KK. PLN memberikan kepada 44 juta KK," kata Sofyan di Jakarta, seperti ditulis Liputan6.com, Rabu (9/9/2015).

Menurut Sofyan, hal tersebut terjadi karena masyarakat mampu tersebut membohongi PLN dengan memasang listrik golongan rendah agar mendapat subsidi sehingga biaya listriknya murah.

"Ini tidak layak, tidak baik. Tolong disampaikan kepada masyarakat, yang sudah punya kemampuan, kendaraan, mobil dan sebagainya, pasang AC tapi pakai listrik subsidi ya tidak bagus," pungkasnya.

Di sisi lain, PLN menyatakan telah terjadi penghematan subsidi listrik sebesar Rp30 triliun.

Sofyan mengatakan penghematan tersebut dikarenakan adanya perubahan tarif, serta pergeseran penggunaan diesel menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).

Dikutip dari Metrotvnews.com, sampai akhir tahun, ada tambahan pada konsumsi listrik sebesar 200 megawatt (mw) sampai 300 mw. Oleh karena itu, PLN berharap bisa memperoleh Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp10 triliun untuk tahun depan.

"Kami tak akan ubah angka PMN, tetap di angka Rp10 triliun. Kami pantas mendapatkan itu, karena rela menerima potongan subsidi listrik sebesar Rp30 triliun dan juga kami telah melakukan berbagai efisiensi," kata Sofyan saat ditemui CNN Indonesia di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Seperti dilansir dari laporan keuangan PLN pada semester I 2015, perusahaan tersebut telah menggunakan subsidi listrik sebesar Rp27,41 triliun atau lebih kecil dari angka tahun sebelumnya yang sebesar Rp58,27 triliun.

Dengan kata lain, subsidi pemerintah yang digunakan menurun sebesar 52,9 persen, atau lebih kecil Rp30,31 triliun dibanding tahun lalu.

Mantan bos PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mengatakan kalau hal tersebut juga diimbangi dengan efisiensi beban usaha, khususnya dalam pembelian bahan bakar minyak (BBM).

Sebagai informasi, pembelian BBM PLN juga berkurang dari angka Rp38,65 triliun pada semester I tahun lalu ke angka Rp19,41 triliun pada periode yang sama tahun ini.

"Hal tersebut terjadi karena kami telah melakukan konversi dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Geotermal (PLTG). Selama 8 bulan pertama, kami telah berhasil mengurangi penggunaan BBM dari 12 ribu kilo liter per hari ke angka 6.200 kilo liter," jelas Sofyan.

Hasilnya, PLN bisa melakukan konversi sebesar 1.300 Megawatt (MW) PLTD dan juga berhasil melakukan efisiensi pembelian solar sebesar Rp19 triliun sejak Januari tahun ini.

Hingga akhir tahun, Sofyan berharap PLN bisa melakukan konversi lagi sebesar 200 MW sehingga total PLTD yang telah dikonversikan menjadi pembangkit listrik tenaga lain sebesar 1.500 MW.



from Google Newsstand RSS Beritagar.id http://ift.tt/1K6DrNJ
via Hatree Indonesia

Posting Komentar

Lagi Hangat