Kantor pusat Samsung Electronics di Seoul, Korea Selatan
Kantor pusat Samsung Electronics di Seoul, Korea Selatan

Gagal memberikan performa penjualan yang baik, Samsung Electronics tengah bersiap-siap melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 10 persen dari seluruh total karyawan di kantor pusatnya.

Dikutip dari Bloomberg.com yang mengambil sumber dari salah satu koran nasional Korea Selatan, selama lima bulan berturut-turut Samsung mengalami penurunan penjualan dan menggerus lebih dari USD40 miliar (atau sekitar Rp568,6 triliun) nilai perusahaan sejak April 2015 atau terburuk sejak Desember 1983.

Indeks saham ponsel pintar ini pun jatuh lebih dari 3 persen di kuartal kedua, dan tidak lagi menjadi top seller di Tiongkok, pasar ponsel terbesar di dunia.

"PHK adalah langkah termudah untuk mengontrol pengeluaran dan Samsung bisa lebih fokus untuk mengatur bisnis ponsel mereka dengan lebih ketat," kata Chung Chang Won, seorang analis di Nomura Holdings Inc., Seoul, Korea Selatan.

Hingga 30 Juni, kantor pusat Samsung memiliki total 98,999 karyawan. Rencananya, mereka akan mengincar pekerja di bagian sumber daya manusia (HRD), hubungan masyarakat (PR), dan departemen keuangan.

Dikutip dari Straits Times, kinerja saham Samsung hari ini (waktu Seoul) turun 0,4 persen ke level 1,108,000 won (atau sekitar Rp13,2 juta) menyambung penurunan mereka tahun ini ke titik 17 persen.

Samsung, berdasarkan data yang dikompilasikan oleh Bloomberg, yang pada tahun lalu membukukan penjualan sebesar 206,2 triliun won (USD171 miliar), diestimasikan akan menurun menjadi 202,2 triliun won (USD167,6 miliar) pada tahun ini.

Salah membaca pasar

Samsung diduga salah membaca permintaan desain teranyar untuk permintaan Samsung Galaxy S6 yang dirilis pada April lalu.

Perusahaan asal Korea ini dinilai gagal untuk memproduksi layar tiga sisi untuk versi Edge sementara model lamanya masih bersaing dengan ponsel keluaran Apple, iPhone.

Model terakhirnya, Galaxy Note 5, banyak menerima kritikan dari consumer dan pemerhati gawai yang ironisnya berbarengan dengan Samsung yang menyadari bahwa gawainya mungkin saja bisa laku di pasaran jika stylus-nya bisa diselipkan di belakang bagian slot penyimpanan.

Bahkan, pada awal Agustus kemarin, Samsung secara resmi menurunkan harga Galaxy S6. Di Inggris harganya turun 60 poundsterling dari 499 poundsterling. Kebijakan serupa juga diberlakukan di Belanda.

Koreksi harga tersebut sebenarnya sudah mulai dibisikkan Samsung pada awal Juli 2015. Saat itu sang raksasa elektronik mengganggap pencapaiannya kurang memuaskan.

Posisi Samsung saat ini berada di bawah Apple dan nyaris sejajar dengan Xiaomi Corp., Lenovo Group Ltd. dan Huawei Technologies Co.

"Penjualan Samsung di luar negeri juga menambah tekanan pada pergerakan indeks sahamnya," kata Greg Roh, seorang analis di HMC Investment Securities Co. di Seoul, Korea Selatan kepada Bloomberg.



from Google Newsstand RSS Beritagar.id http://ift.tt/1itRaIx
via Hatree Indonesia

Posting Komentar

Posting Komentar